make “study abroad” becomes one of your life dreams.
Ketika SMU dulu, saya tidak pernah membayangkan untuk bisa berkuliah di luar negeri. Jangankan membayangkan, memiliki keinginan pun rasanya tidak pernah terpikir. Walaupun pernah terpikir, rasanya hanya terlintas 1-2 detik di pikiran saya, pikiran ini sudah keburu terisi oleh PR, ulangan dan tugas sekolah.
Tapi itulah hebatnya Tuhan, Dia mampu mengerjakan apa yang tidak pernah kita pikirkan, bekerja melampaui keinginan kita. Saya menikmati 1 tahun kuliah master di Jepang lalu 1 bulan sebagai mahasiswa riset di Jepang serta dalam beberapa hari ke depan akan diundang sebagai “academic fellow” (di Jepang lagi), sebelum November mendatang akan menghabiskan 2 tahun di Perancis sebagai mahasiswa Ph.D.
Well, setidaknya di lingkungan saya (di SMA almamater saya), hanya ada beberapa siswa yang saya tahu memiliki keinginan untuk bersekolah di luar negeri, bahkan ada yang ingin sejak S1 sudah bisa berkuliah di luar negeri. It is good, very good, I don’t even have those kind of feeling, 9 years ago. So, di posting ini saya menulis 7 manfaat kuliah di luar negeri menurut versi saya, semoga tulisan ini bisa memberi motivasi bagi siswa-siswi Indonesia untuk berkuliah di luar negeri.
- Pride (kebanggaan pribadi)
Saya ga muluk-muluk dan mencoba untuk jaim dengan menjadikan manfaat akademik sebagai manfaat satu-satunya. Bagi saya, bersekolah di luar negeri terlebih dengan beasiswa memberi saya pride (kebanggaan pribadi). Mendapat beasiswa dengan seleksi ketat, administrasi ketat merupakan kebanggan bagi mereka yang memperoleh beasiswa ke luar negeri. Terlebih setelah belajar di luar sana, kita mendapat prestasi yang membanggakan. Lagipula, jujur saja, bahwa mereka yang bertanya kepada saya tentang belajar di luar negeri sebetulnya tidak peduli dengan topik dan riset saya di luar sana. Selain itu, prestasi ini bisa memberi inspirasi bagi orang lain untuk menyamai prestasi saya, bahkan melebihi apa yang sudah saya capai. - Lingkungan belajar yang berbeda
Pernah mendengar peribahasa, “mutiara di lumpur tetaplah mutiara” ? Peribahasa ini biasanya digunakan sebagai argumen untuk pernyataan “hebatnya seseorang tergantung dirinya sendiri dan bukan lingkungan”. Well, sayangnya, manusia bukan mutiara. Manusia akan nge-blend (bercampur) dengan lingkungannya. Nah, belajar di luar negeri membuat kita memiliki lingkungan akademik yang (mestinya) lebih keras dan berkualitas dibandingkan di Indonesia. Di Jepang sana, mahasiswa sangat bekerja keras untuk mendapatkan hasil riset yang baik, hal itu membuat saya menjadi semakin termotivasi untuk memperoleh hasil yang baik pula. Terlebih apabila ada tekanan dari supervisor (pembimbing), kita harus makin terpacu untuk memberikan yang terbaik. - Practice your English
Punya nilai TOEFL tinggi tidak menjadikan seseorang pandai dalam berkomunikasi bahasa Inggris. Di luar negeri, kita harus terbiasa berbicara dalam bahasa Inggris, bukan hanya sekedar English tapi Academic English (bahasa akademis) baik secara lisan maupun tulisan. Lisan ketika berdiskusi dengan pembimbing dan tulisan ketika membuat karya tulis. - Mandiri
Bagi saya yang sejak SD – kuliah tinggal di rumah orang tua, pengalaman belajar di luar negeri memberi pelajaran kemandirian. Saya harus bisa mengatur diri sendiri, mulai dari mengatur tempat tinggal, jadwal pribadi, mengatur uang hingga mengatur konflik batin (dan juga konflik dengan orang lain). Saya rasa, mereka yang pernah belajar di luar negeri, akan memiliki karakter yang tangguh (tough). - Memahami budaya bangsa lain
Tinggal di bangsa lain, berarti tinggal di lingkungan budaya yang berbeda dengan budaya negeri sendiri. Budaya dari mulai tingkah laku, aturan, kebiasaan, tata bahasa adalah sekian banyak dari budaya yang harus kita pahami. Menurut saya, salah satu kunci bisa sukses belajar di luar negeri adalah mampu dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Kalau dilihat dari sisi positifnya, kita bisa menikmati budaya luar secara langsung. Kalau dulu, saya hanya bisa menyaksikan budaya Jepang dari televisi, saya bisa melihatnya secara langsung. It is a quite nice experience.
- Duta bangsa
Belajar di luar negeri bukan hanya membawa nama pribadi. Kita membawa nama institusi (universitas ketika di Indonesia) terlebih membawa nama Indonesia. Kita harus bisa memperkenalkan budaya bangsa sendiri kepada orang lain. Selain itu, kita harus meninggalkan kesan baik di luar sana, sehingga nama bangsa Indonesia bisa mendapat apresiasi yang baik. - Batu loncatan untuk karir selanjutnya
Ketika kita belajar di luar negeri (dengan asumsi kita berprestasi baik), maka akan berdatangan tawaran untuk karir selanjutnya. Apabila kita sedang S2 (master), maka tawaran untuk S3 akan berdatangan. Ketika S3, tawaran untuk Post Doc akan terbuka. Perkara yang besar akan datang dengan sendirinya ketika kita setia dengan perkara kecil.
That’s all the 7 points, hopefully you are inspired to study abroad.
– be blessed
nice post .. you have another email or contact person that can i call?? i want to ask many thing about study abroad …. i really want to became exchange student like you .. thanks 🙂
Thank you, you can contact me to : chris_mail@yahoo.com
saya verisca ibu saya hanya seorang guru, tahun ini saya lulus S1-PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). saya ingin sekali melanjutkan S-2 di luar negri, apakah kk bisa bantu memberikan informasi, bagaimana caranya?
Halo Verisca,
Untuk guru yang saya tahu ada program ke Jepang, link nya di sini: http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_tt.html
Baca-baca saja dulu, syarat-syaratnya, hehehe…
Ga apa-apa koq, siapapun bisa sekolah di luar. 🙂
Ka, skrg kan saya kls 3 sma, apakah ada study utk S1 luar negeri yg kira2 bs saya coba.? Terimakasih sebelumnya
Helo, salam kenal…
Setahu saya untuk S1 ke luar sih program Monbusho (Jepang), bisa dicoba di http://www.mext.go.jp/a_menu/koutou/ryugaku/boshu/1319066.htm
mw nanya k’, mnurut kk’ kelebihan beljar jepang d banding negara lain (eropa) itu apa ?
Halo… saya pernah tulis di sini : https://chrisphdlife.wordpress.com/2013/09/14/jepang-vs-perancis-based-on-experience/
Salam kenal kakak, saya masih semester 3 di fakultas kedokteran hewan di unud. Saya menginginkan kuliah S2 di luar negeri, apa kakak tahu dimana kuliah veterinary yang bagus?
Wah, kalo jurusan itu saya ga tau. Mesti rajin-rajin browsing… 😀 Rasanya ada banyak info di internet.
Oh iya kak, saya sudah browsing dan sudah menetapkan pilihan. Setelah saya baca rata-rata kuliah di luar negeri tu memerlukan tes toefl. Saya setiap hari belajar toefl. Nah, tips kakak gimana biar kita bisa lancar tes toefl kak?
Iya, perlu tes TOEFL/TOEIC. Untuk belajar bahasa Inggris saya pernah nulis di https://chrisphdlife.wordpress.com/2011/09/09/5-tips-belajar-bahasa-inggris/
tapi untuk TOEFL nya sendiri lebih baik pake buku latihan khusus TOEFL dan mulai berlatih… 😀
Halo bang, salam kenal..
Tulisanx inspiratif skali,, bang saya lg apply beasiswa utk ma
terima kasih atas informasinya sangat bermanfaat
Sama-sama